Gundah
Dear diary.. Pantaskah sapa ini kutulis di sini untuk keluhan hati yang gundah? Duhai Rabbi, sungguh terkadang ada banyak yang ingin aku keluhkan. Tetapi firman-Mu yang tertera pada surah Ar-Rahman selalu mengekang keluhku. Masih pantaskah kumengeluh? Nikmat yang mana lagikah yang akan kudustai hingga aku masih harus mengeluh? Duhai Rabbi, aku muslimahMu yang lemah saat begitu banyak beban yang kurasa menggantung di pundakku. Aku masih sulit membedakan syukur dan sukar agar aku tak mengeluh. Bahkan saat ini aku bingung harus menuliskan apa untuk mewakili sesak yang menggunung di benakku. Aku tak ingin kalah, aku tak ingin mengeluh, tetapi semua ini membuatku tersudut pada kesedihan yang kupendam sendiri. Aku ingin hengkang atau bungkam tapi jelas tak menyelesaikan masalah sedikitpun. Keluhku kian mengganas pada relung jiwaku yang luka. Rabbi, pantaskah aku seperti ini? Aku mengeluh atas ia yang tak pernah peka pada perasaanku. Aku mengeluh sebab ia sulit mengerti. Aku mengeluh sebab ia masih sukar mengindahkan apa yang kuinginkan dan apa yang tak kusukai. Aku ingin mengeluh dalam banyak hal. Sekat-sekat perbedaan mulai membentengi kepribadian dan pendapat kami, hingga warna kami menemukan warna lain yang mulai tak senada. Bahkan mereka, orang-orang yang lalu lalang di sekitarku tak juga mengerti dan ikut menyudutkanku dalam pengap kegundahan.
Duhai Rabbi, beberapa hari ini kupendam segala keluh sebab takutku pada-Mu yang kan murka mendapatiku dalam rupa seperti ini. Tetapi kali ini izinkan kutuntaskan seluruh keluh kesah ini dalam deretan kata yang mewakili rasa. Tolong lapangkan hatiku untuk tak sempit menerima kenyataan ini? Tolong ikhlaskan jiwaku agar tak gundah menjalani hari-hariku yang melelahkan. Aku takkan mengalah pada keluh. Aku tak ingin Kau murka, duhai Rabb-ku. Maafkanlah atas setiap keluh hati yang kuyakin Engkau tetap mendengarnya meski mulutku senantiasa bungkam. Maafkan seluruh khilaf diri yang masih memiliki banyak salah di sana-sini baik yang kusadari atau pun tidak. Aku muslimah-Mu yang kadang alfa untuk memuhasabah diriku sendiri, hingga salah tetap menghiasi prilaku diri. Bimbing aku dan hatiku, Rabb. Sungguh ada banyak yang ingin kukeluhkan saat ini. Kau mengerti yang tak mereka mengerti, keluhku bukan sembarang keluhan. Keluhku telah membuat jiwaku gusar. Duhai Rabbi, tenangkanlah.. lapangkanlah. Duhai hati.. ikhlaslah dalam menerima segala kekurangannya. Semoga bernilai ibadah dan pahala bagi kita. Aamiin.
6 Komentar
Aamiin and sabar aje allah beserta dengan olang2 yg sabar ^_^
BalasHapusIya, terima kasih kunjungannya :)
HapusSetiap orang punya kegundahan masing-masing ya, Mbak. Mereka yang menang adalah mereka yang tegar. :)
BalasHapusSering ada keinginan untuk curhat sama orang lain, tapi lagi-lagi ini nih yang buat kuurungkan niat itu, bahwa belum tentu yang diajak curhat itu tidak memiliki masalah yang lebih berat.
Aku intip2 aja perjalanan orang lain agar bisa menjadi cermin bagiku, bahwa setiap orang pun pasti punya jalan yang berbeda-beda. :)
Iya, benar sekali. :)
HapusMaybe, memang begitulah kehidupan yang dirancang Tuhan. Kita bisa menjadi lebih baik lagi, jika mampu belajar dan bersabar :)
Selain berdoa,,permasalahan/kegundahan baiknya juga diceritakan ke orang terdekat,kalau hanya dipendam akan menimbulkan tekanan dan bisa berdampak tidak baik...
BalasHapusHehe iya, biasanya sih sama suami curhatnya :)
HapusAssalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)