Sajak Untuk Bunda
Mata masih enggan untuk menjamah mimpi dalam lelap
Hening. Hanya hening
suasana yang menemani hati
Yang terus menerawang dinding
langit pada sudut jiwaku
Menghadirkan gambaran sketsa suram pada
wajah-wajah di masa lalu yang masih begitu lekat
Mengantarku kembali pada mimpi yang tak lelap
Meraba asa dan bayangan namun tak
tergapai
Masih jelas terekam
Saat lembut jemari itu menyapa tiap-tiap helai rambutku
Pada belaian lembut seorang wanita yang begitu tegar
Ahh, mungkinkah masa itu yang kini tengah bergelayut manja pada hati
yang rindu
Rindu pada jemari halus seorang ibu
Haus pada kasihnya yang
dulu sentiasa hiasi hari
Dahaga pada hadirnya yang kini jauh dalam
jarak dan waktu yang lama
Ha, gerimis. Hati yang rindu itu
mulai gerimis
Tampak sudah pada mata yang berkaca menahan lelehan air
mata
Dan mungkin karena kedua kelopak mata pun seperti tak lagi kuat
membendungnya
Luruh. Luruhlah dalam hening jiwaku
Bawa pergi rindu ini
pada serpihan nyanyian malam
Yang tak jua berdaya mengusir sepi dan
dahaga kerinduan yang memuncak pada nurani jiwaku
Hampa. Hampa tersisa
di antara lirih angin
Masih jua setia, rindu itu bertahta pada
singgasananya
Oh.. Ibu.. Ingin aku berlari dan memeluk tubuhmu
Tersedu manja pada isak tangisku
Biar. Biarkan rindu ini lunas
terbayar
Hingga aku bangun dari mimpi yang ternyata lelap mengantarku
pada mimpi tidur yang panjang
Bianglala Hijrah, 11062012
6 Komentar
jdi kangen ibu k'.. :(
BalasHapusnice post.. :)
hehehe iya sama :(
BalasHapusterima kasih :)
Sajak yang begitu indah -__-
BalasHapusLIKE
BalasHapusMas Irfan Student@ Terima kasih banyak yaw... ^^
BalasHapusKhansa Zhufairah@ Trims :)
BalasHapusAssalamu'alaikum. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan di Blog saya. Semoga bisa memberikan manfaat. Jangan lupa tinggalkan jejak baik di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya. Ditunggu kunjungan selanjutnya :)